Arsip Kategori: Pendidikan

Growth Mindset dan Inovasi

Growth Mindset Ramadhan dan Inovasi Sains

Growth Mindset dan Inovasi – Cahaya Ramadhan sudah menerangi kehidupan kita. malam-malam Ramadhan menjadi sangat temaram, syahdu serta memancarkan sinar lembut untuk membantu kita merenungi kehidupan. Ramadhan merupakan bulan refleksi, ruang di mana kita dapat mengatur ulang catatan kehidupan kita. Ramadhan memberi waktu jeda untuk kita semua, agar kembali ke jalan yang benar, dengan merefleksikan amal perbuatan.

Dalam kehidupan umat Islam, bulan Ramadhan selalu menjadi periode yang penuh makna dan refleksi mendalam. Bagi umat Muslim, Ramadhan adalah waktu untuk menjalankan ibadah puasa sebagai sarana mendekatkan diri kepada Tuhan, serta meningkatkan kualitas spiritual.

Baca juga : Janji Pramono Anung Lanjutkan Warisan Ahok hingga Anies

Kemudian, sains juga menjadi penting dalam memahami dan mengoptimalkan proses-proses mental dan fisik manusia, termasuk dalam konteks ibadah puasa selama Ramadhan, menjadi semakin jelas.

Ramadhan: Proses Perubahan Diri

Puasa dalam bulan Ramadhan bukan sekadar menahan lapar dan haus dari fajar hingga maghrib. Ibadah ini mengajarkan disiplin diri, kesabaran, dan pengendalian nafsu. Namun, lebih dari itu, puasa dapat di lihat sebagai upaya untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan. Inilah yang sejalan dengan prinsip-prinsip growth mindset, di mana seseorang memandang setiap tantangan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang.

Growth mindset merupakan pandangan bahwa kecerdasan, kemampuan, dan keterampilan bukanlah hal yang statis atau tetap, melainkan bisa berkembang seiring waktu dengan usaha yang gigih dan ketekunan. Dalam konteks Ramadhan, lebih peka terhadap sesama, serta lebih dekat dengan pencipta.

Growth Mindset, Upaya Menjemput Keberhasilan

Saat menjalani ibadah puasa, kita sering kali di hadapkan pada kelelahan fisik atau godaan yang menguji ketahanan mental kita. Namun, dengan memandang tantangan ini sebagai bagian dari proses untuk tumbuh, kita dapat memanfaatkan Ramadhan untuk mengembangkan kemampuan mengelola stres.

Dalam hal ini, sains memberi kita alat untuk memahami bagaimana tubuh dan pikiran kita bereaksi terhadap tantangan semacam ini. Studi-studi tentang perkembangan otak, misalnya, menunjukkan bahwa otak manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan berubah seiring waktu, termasuk dalam menghadapi situasi yang penuh tekanan.

Ramadhan sebagai Inspirasi Riset Sains

Selain aspek psikologis dan mental, sains juga telah menunjukkan berbagai manfaat fisik yang bisa di dapatkan melalui puasa. Penelitian ilmiah tentang puasa, khususnya jenis puasa intermiten yang banyak di praktikkan selama Ramadhan, menunjukkan dampak positif terhadap kesehatan tubuh.

Baca juga artikel lainnya : AI dan Coding Hanya Akan Diajarkan di Sekolah Tertentu, Pakar UGM: Pemerataan Pendidikan Digital Harus Menjadi Prioritas

Lebih dari itu, sains juga dapat menjelaskan bagaimana puasa dapat meningkatkan ketahanan tubuh terhadap stres oksidatif, yang berkontribusi pada penuaan dini dan berbagai penyakit kronis. Puasa selama Ramadhan, jika di lakukan dengan cara yang benar, dapat memperbaiki kualitas tidur.

Baca juga : Biji Pepaya Ternyata Bisa Dimakan, Ini Manfaatnya untuk Kesehatan

Pendidikan Digital

AI dan Coding Hanya Akan Diajarkan di Sekolah Tertentu, Pakar UGM: Pemerataan Pendidikan Digital Harus Menjadi Prioritas

Pendidikan Digital – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), Abdul Mu’ti, mengungkapkan bahwa pelajaran mengenai kecerdasan buatan (AI) dan coding hanya akan di terapkan di sekolah-sekolah tertentu. Rencana ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkenalkan teknologi sejak dini, menyusul dorongan dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menginginkan penguasaan teknologi digital menjadi bagian dari persiapan menuju Indonesia Emas. AI dan coding rencananya akan di ajarkan sebagai mata pelajaran pilihan mulai dari siswa kelas 4 SD hingga SMP, namun hanya di sekolah-sekolah tertentu.

Menanggapi kebijakan ini, pakar teknologi dan digital dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Iradat Wirid, mengingatkan bahwa kebijakan tersebut berpotensi menciptakan ketidakmerataan dalam akses pendidikan teknologi. Ia menyarankan agar pengenalan AI dan coding tidak dibatasi hanya pada sekolah-sekolah yang dianggap “terpilih” dikutip oleh joinlilrhody.com.

Pentingnya Inklusivitas dalam Pendidikan Digital

Iradat menilai pembatasan pengajaran AI dan coding hanya di sekolah-sekolah tertentu bisa menciptakan kesenjangan dalam pendidikan digital. Menurutnya, program semacam ini harus dapat di akses oleh semua sekolah, tidak hanya yang ada di kota besar atau yang sudah maju secara teknologi. “Pendidikan digital harus dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama sekolah-sekolah di daerah yang lebih terpencil. Keberhasilan pendidikan tidak hanya di tentukan oleh fasilitas, tetapi juga oleh kesetaraan kesempatan bagi setiap anak,” ujar Iradat.

Ia juga menekankan bahwa pemerintah harus mempersiapkan segala sarana dan prasarana yang di butuhkan, seperti perangkat komputer dan pelatihan bagi para guru. Selain itu, Iradat mengingatkan bahwa program ini tidak boleh terburu-buru. Implementasi pendidikan teknologi harus di lakukan secara hati-hati dan menyeluruh untuk memastikan kualitasnya.


Baca juga:

Pengertian Pendidikan Menurut Ahli, Tujuan, Dan Maknanya Menurut Ki Hajar Dewantara


Pendekatan yang Sesuai dengan Kemampuan Siswa

Iradat juga menegaskan pentingnya memperhatikan kemampuan siswa dalam merancang kurikulum teknologi. Ia memperingatkan agar pengajaran AI dan coding tidak menjadi beban berlebih bagi siswa, melainkan sesuai dengan tahapan perkembangan mereka. “Kurikulum yang di terapkan harus memperhatikan usia dan kapasitas siswa. Pengajaran logika dasar harus di berikan terlebih dahulu sebelum mengajarkan konsep-konsep yang lebih kompleks,” ujar Iradat.

Ia menambahkan bahwa pengajaran teknologi tidak hanya soal menguasai alat atau software. Tetapi juga mengajarkan pola pikir yang logis dan analitis. Selain itu, siswa juga harus di persiapkan untuk menghadapi tantangan yang datang dengan memecahkan masalah secara terstruktur dan teliti, yang merupakan keterampilan penting dalam dunia pemrograman.

Perlunya Kolaborasi antara STEM dan Ilmu Sosial

Iradat juga mengingatkan bahwa kemajuan di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) perlu di imbangi dengan pengajaran ilmu sosial agar para siswa tidak hanya terampil secara teknis. Tetapi juga memiliki pemahaman yang baik terhadap konteks sosial. “Kolaborasi antara STEM dan ilmu sosial sangat penting agar generasi mendatang dapat berkontribusi secara positif dalam masyarakat. Pendidikan yang seimbang akan menghasilkan individu yang tidak hanya cerdas secara teknologi. Tetapi juga memiliki kesadaran sosial yang tinggi,” tutup Iradat. Pendidikan yang inklusif dan merata, menurut Iradat, adalah kunci untuk mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan. Tanpa meninggalkan siapa pun di belakang.

https://joinlilrhody.com/

Pengertian Pendidikan Menurut Ahli, Tujuan, Dan Maknanya Menurut Ki Hajar Dewantara

Pengertian Pendidikan Menurut Ahli – Secara etimologis, kata “pendidikan” berasal dari bahasa yunani, yaitu “paedagogie” yang terdiri dari kata “paes” yang berarti anak dan “agogos” yang berarti membimbing. Dengan demikian, “paedagogie” diartikan sebagai bimbingan yang diberikan kepada anak. Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI), pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang ataupun sekelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui sebuah pengajaran maupun pelatihan.

Dalam undang-undang no 20 tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembagkan potensi diri mereka, memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan oleh diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara. Konsep pendidikan tidak hanya diartikan sebagai pengajaran di dalam kelas, tetapi juga mencakup segala aspek pembentukan karakter, peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang membentuk manusia menjadi individu yang lebih baik.

Pengertian Pendidikan Menurut Ahli – Ki Hajar Dewantara

Menurut pendiri taman siswa ini, pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak. Tujuan pendidikan menurutnya adalah agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakanya.

Jhon Dewey

Psikolog dan filsuf asal amerika ini mendefinisikan pendidikan sebagai proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.

Oemar Hamalik

Pendidik dan penulis buku ini mengartikan pendidikan sebagai suatu proses dalam rangka mempergaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan. Dengan demikian pendidikan akan menimbulkan perbuahan dalam diri peserta didik yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat.

Herman Harrell Horne

Menurut pendidik dan filsuf asal amerika ini, pendidikan adalah proses yang secara terus menerus terjadi dari bentuk penyesuaian manusia yang telah bekembang secara fisik dan mental agar meningkat lebih tinggi. Manusia dianggap memiliki kebebasan dan kesadaran yang termanifestasi dalam alam sekitar, intelektual, emosinal, dan rasa kemanusiaan.

Tujuan Pendidikan Di Indonesia

Pengertian Pendidikan Menurut Ahli – Di kutip dari buku “ilmu pendidikan: Konsep teori dan aplikasinya” (2019) yang ditulis oleh dr rahmat hidayat M A, https://joinlilrhody.com/ sejak awal berdirinya republik indonesia, rumusan mengenai tujuan pendidikan di indonesia selalu mengalami perbuahn sesuai dengan perkembangan zaman. Secara umum, tujuan pendidikan di indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya. Manusia yang di maksud adalah yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa dab berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahaun dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk mencapai tujuan ini di perlukan upaya serius dari seluruh penyelenggaran pendidikan di indonesia, terutama pendidikan bersifat formal seperti sekolah dan universitas.

Landasan Pendidikan Di Indonesia

Menurut fuad ihsan dalam bukunya berjudul ” Dasar Dasar kependidikan” (2008), pendidikan di indonesia memiliki berberapa landasan, di antaranya:

– Pancasila sebagai landasan ideal.

– UUD 1945 sebagai landasan konstitusional.

Pengertian Pendidikan Menurut Ahli – Di kutip dari buku “pemikiran pendidikan ki hadjar dewantara” yang tertulis oleh haryati, ki hajar memaknai pendidikan sebagai jalan agar peserta didik atau siswa kelak bisa mencapai keselamatan dan kebahagiaan di tengah masyarakat. Ki hajar dewantara memaknai pendidikan sebagai cara agar anak berpikir merdeka dan mencari pengetahuan dengan jalan pikirannya sendiri. Menurunya, tolok ukur keberhasilan pendidikan adalah ketika anak-anak mampu mengenali tantangan yang ada di depannya dan tahu bagaimana harus mengatasinya. Dalam konsepnya, ki hajar mengenjawantahkan dalam sejumlah pandangan mengenai dasar-dasar atau aspek pendidikan, yaitu:

1. Kemerdekaan

Aspek ini adalah landasan pokok dan menjadi syarat mutlak dalam melakukan pendidikan. Kemerdekaan dalam hal ini mencakup pemberian keleluasaan dan kesempatan penuh kepada peserta didik untuk berproses dalam mengembangkan potensinya masing-masing.

2. Kodrat Alam

Menurutr ki hajar dewantara, pendidikan perlu menerapkan berlandaskan pada kodrat alam. Konsep ini mengandung makna yang luas menyangkut potensi pribadi dan sifat dasar manusia. Konsep kodrat ini sering di kenal dengan sebutan trisakti jiwa, yakni cipta, rasa, dan karsa.

3. Kebudayaan

Ki hajar memandang bahwa kebudayaan bersifat terbuka sebagai upaya menuju kemajuan adab, meninggikan kebudayaan, dan meninggikan derajat manusia indonesia.

4. Kebangsaan

Pendidikan juga harus menjunjung tinggi rasa kebangsaan. Hal ini dikhawtirkan apabila tidak berlandaskan pada hal tersebut, tidak menutup kemungkinan generasi indonesia tidak akan mengenal bahkan keluar dari sifat bangsaanya sendiri.

5. Kemanusiaan

Kemanusiaan sebagai dasar pendidikan menjadi poin yang tersorot oleh ki hajar. Dia memandang bahwa setiap manusia adalah makhluk edukatif yang bisa saling mendidik. Tujuannya adalah untuk memberi bimbingan dan pembinaan dalam perkembangan setiap individu.

6. Kekluargaan

Kekeluargaan yang di maksud dalam proses pendidikan adalah menumbuhkembangkan sifat-sifat saling mencintai, tidak menguntungkan diri sendiri dan merugikan orang lain, terjalin kerjasama, dan memunculkan sikap toleransi.

7. Budi Pekerti

Aspek budi pekerti merupakan modal utama untuk mengembangkan diri di tengah-tengah masyarakat, yakni dengan membawa kebermanfaatkan.

8. Keseimbangan

Ki hajar dewantara turut mengkritik pelaksanaan pendidikan di negara-negara barat yang lebih mengedepankan intelektual dan menjadikan manusia sebagai ‘mesin’. Maka dari itu, ki hajar menekankan bahwa sistem pendidikan harus berjalan seimbang, yakni maju dan manusiawi serta selaras dengan falsafah dan kepribadian bangsa.