Industri fashion Celana Baru, Bencana Baru untuk Bumi?

Industri fashion ternyata menyumbang limbah terbesar kedua di dunia. Bayangkan, celana baru kamu menyisakan jejak karbon luar biasa besar.

Jejak karbon ini berasal dari proses produksi. Mulai dari penanaman kapas, pewarnaan, hingga akhirnya pengiriman celana ke toko-toko.

Kamu mungkin tak sadar. Namun faktanya, setiap kali kamu membeli celana baru, bumi semakin terbebani oleh polusi yang tak terlihat.

Celana Jeans dan Limbah Beracun

Sebagai contoh, pembuatan celana jeans memerlukan ribuan liter air. Proses pewarnaannya pun menggunakan bahan kimia beracun.

Akibatnya, air limbah dari proses ini mencemari sungai. Sungai-sungai yang dulunya bersih, kini berubah menjadi biru tua dan bau menyengat.

Lebih parahnya lagi, pabrik di negara berkembang buang limbah tanpa filter. Lingkungan sekitar rusak. Warga setempat terkena dampaknya.

Tenaga Kerja Eksploitasi Demi Celana Kamu

Celana modis yang kamu pakai mungkin saja dibuat dengan keringat buruh miskin. Mereka digaji tak layak.

Tak hanya itu, banyak buruh perempuan dipaksa bekerja tanpa istirahat. Anak-anak juga ikut dalam proses produksi celana murah.

Semua itu terjadi demi memenuhi nafsu konsumen yang ingin celana baru setiap bulan. Sayangnya, tanpa peduli proses produksinya.

Fast Fashion Pemicu Krisis Iklim

Tren fashion cepat memaksa brand terus produksi. Barang tak laku langsung dibuang. Dengan kata lain, celana jadi sampah.

Tumpukan tekstil memenuhi TPA. Bahan sintetis tak bisa terurai cepat. Bahkan, butuh ratusan tahun untuk hancur.

Asap pembakaran limbah tekstil mencemari udara. Pencemaran ini berkontribusi langsung pada perubahan iklim global.

Makin Banyak Celana, Makin Banyak Polusi

Celana bukan hanya soal gaya. Lebih dari itu, ia meninggalkan jejak ekologis. Setiap jahitan menyimpan cerita polusi dan kerusakan lingkungan.

Pabrik-pabrik tekstil menyedot listrik besar. Banyak dari pembangkit batubara. Hasilnya, emisi CO2 meningkat tajam.

Satu celana baru artinya berton-ton gas rumah kaca. Kamu pikir cuma kain dan benang? Sungguh, itu salah besar!

Baca juga artikel lainnya yang ada pada situs kami https://joinlilrhody.com.

Brand Fashion Berbohong dengan Label Hijau

Banyak brand Industri fashion gunakan label ramah lingkungan. Namun pada kenyataannya, itu hanya tipu daya. Greenwashing merajalela.

Label “eco-friendly” cuma strategi pemasaran. Tujuannya, membodohi konsumen agar merasa tak bersalah saat belanja.

Kamu termakan ilusi hijau. Padahal, celana itu tetap hasil dari eksploitasi dan pencemaran.

Kamu Korban dan Pelaku Sekaligus

Kamu dicekoki iklan terus-menerus. Promo diskon celana bikin kamu lupa akal sehat.

Setiap beli, kamu ikut mempercepat kehancuran bumi. Ironisnya, kamu juga korban sistem industri yang rakus.

Kamu ditipu untuk merasa keren. Nyatanya, kamu sedang mendanai krisis iklim secara langsung.

Solusi Tak Sekadar Beli Lebih Sedikit

Bukan cuma beli lebih sedikit. Sebaliknya, kamu harus mulai berpikir kritis. Tanya: siapa buat celana ini? Bagaimana produksinya?

Pilih brand yang transparan. Lebih baik lagi, dukung gerakan fashion etis. Cintai pakaian lama kamu, rawat dengan benar.

Celana lama yang kamu perbaiki lebih berharga. Jelas lebih berarti daripada celana baru yang hasil dari eksploitasi.

Industri fashion Bumi Butuh Konsumen yang Sadar

Kamu punya kuasa sebagai konsumen. Uangmu menentukan arah industri.

Beli celana yang tahan lama. Hindari tren musiman. Karena sejatinya, gaya tak harus membunuh bumi.

Celana bisa jadi simbol perlawanan. Bukannya alat penghancur bumi yang kamu cintai.

Aksi Nyata Dimulai dari Lemari Kamu

Buka lemari kamu sekarang. Lihat berapa banyak celana yang tak terpakai.

Sumbangkan, tukar, atau daur ulang. Dengan begitu, kamu tak membiarkan mereka jadi limbah abadi.

Celana bukan sekadar pakaian. Ia adalah pilihan politik. Karena itu, pilih yang berpihak pada bumi.

Tetap Bangga dengan Karawo: Busana Lebaran Khas Gorontalo

Karawo Gorontalo, provinsi yang terletak di ujung utara Pulau Sulawesi, dikenal dengan keindahan alamnya yang mempesona dan juga warisan budayanya yang kaya. Salah satu warisan budaya yang tidak bisa dilepaskan dari identitas masyarakat Gorontalo adalah busana Karawo. Saat Lebaran, busana ini selalu menjadi pilihan utama bagi banyak keluarga di Gorontalo, meski dunia fashion semakin didominasi oleh tren fast fashion yang datang dengan begitu cepat dan serba instan.

Sebagai bagian dari upaya untuk melestarikan budaya lokal, Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo menyelenggarakan Festival Gorontalo Karnaval Karawo. Festival ini bertujuan untuk memperkenalkan busana karawo kepada masyarakat luas dan mempromosikan keindahan serta keunikan sulaman khas Gorontalo. Acara ini menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi para wisatawan yang tertarik dengan seni dan budaya lokal yang otentik.

Karawo: Sulaman Tangan dengan Keindahan yang Menawan

Sulaman karawo adalah busana yang menggunakan kain dengan sulaman khas Gorontalo. Bagi masyarakat setempat, karawo bukan sekadar busana, tetapi sebuah simbol kebanggaan. Melisa Wala, Kepala Bidang Promosi Pariwisata Kota Gorontalo, mengungkapkan bahwa busana karawo selalu menjadi pilihan utama keluarga Gorontalo dalam merayakan Idul Fitri. Bagi mereka, mengenakan busana ini bukan hanya tentang penampilan, tetapi juga sebuah upaya untuk menjaga tradisi.

“Sulaman karawo adalah kebanggaan masyarakat Gorontalo, kami juga bangga mengenakan produknya. Ini adalah simbol kelas dan identitas,” ujar Melisa.

Proses pembuatan sulaman karawo tidaklah mudah. Proses pengerjaan yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran ini menjadikan karawo sebagai busana yang sangat bernilai.

Menghadapi Tantangan Fast Fashion

Di tengah gempuran industri fast fashion yang semakin mendominasi pasar, busana karawo tetap bertahan dan menjadi pilihan banyak orang. Para produsen dan perajin karawo terus berinovasi dengan berbagai motif dan desain baru, yang tak hanya menarik minat masyarakat lokal tetapi juga menarik perhatian dunia internasional.

Karawo dan Kearifan Lokal Gorontalo

Bukan hanya untuk perempuan, busana karawo juga berkembang menjadi pilihan bagi pria. Dulu, baju karawo identik dengan pakaian koko putih yang digunakan pria untuk ke masjid atau pengajian. Namun kini, busana karawo telah berkembang menjadi ragam busana indah yang dapat dipakai dalam berbagai kesempatan. Keindahan desainnya yang berkembang mengikuti zaman membuat busana karawo tetap relevan dengan tren mode saat ini.

Bahkan, karawo sering tampil di ajang adibusana internasional, memperkenalkan kekayaan budaya Gorontalo ke dunia luar. Hal ini membuktikan bahwa meskipun fast fashion menguasai pasar, busana tradisional seperti karawo tetap memiliki tempatnya sendiri di hati masyarakat.

Melisa Wala dan Peranannya dalam Melestarikan Karawo

Sebagai seorang tokoh yang sangat mencintai budaya Gorontalo, Melisa Wala juga berperan penting dalam melestarikan sulaman karawo. Selain mengenakan busana karawo dalam kehidupan sehari-hari, ia juga aktif memperkenalkan keindahan karawo kepada koleganya di luar Gorontalo. Bahkan, saat ini Melisa yang sedang menempuh pendidikan pascasarjana di Universitas Hasanuddin Makassar, sering membawa karawo dalam berbagai acara, memperkenalkan keindahan dan keunikan sulaman ini.

“Tidak lengkap hari raya tanpa mengenakan busana karawo bersama keluarga. Idul Fitri adalah momen istimewa, kami foto-foto bersama tamu dan keluarga yang datang,” tambah Melisa.

Karawo: Busana yang Membawa Keindahan dan Kebanggaan

Sulaman karawo kini telah berkembang menjadi busana yang memiliki banyak variasi desain dan motif. Karawo menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat Gorontalo yang ingin mempertahankan budaya mereka di tengah globalisasi yang semakin pesat.

Baca juga artikel lainnya di situs terupdate kami setiap harinya https://joinlilrhody.com.

Kebanggaan Warga Gorontalo

Busana karawo tidak hanya sekadar pakaian, tetapi juga merupakan warisan budaya yang telah turun temurun dari generasi ke generasi. Bagi warga Gorontalo, mengenakan busana karawo saat Lebaran menjadi momen yang penuh kebanggaan dan kehormatan. Mereka merasa terhubung dengan nenek moyang mereka dan melestarikan tradisi yang telah ada sejak zaman dahulu.

Ini adalah cara warga Gorontalo untuk mempertahankan jati diri mereka, meskipun dunia terus berkembang.

Di tengah maraknya tren fast fashion, busana karawo tetap menjadi simbol identitas dan kebanggaan bagi masyarakat Gorontalo. Bagi mereka, karawo bukan hanya busana, tetapi juga sebuah karya seni yang mengandung makna dan sejarah panjang. Sebuah busana yang tak akan pernah lekang oleh waktu dan terus berkembang, mengikuti zaman, tanpa kehilangan nilai tradisional yang melekat padanya.

Rekomendasi Sepatu Sandal Pria Merek Lokal, di Bawah Rp 200.000

Rekomendasi Sepatu Sandal –  Setelah mempersiapkan baju Lebaran, saatnya membeli sepatu untuk melengkapi penampilan. Jika menyukai tampilan santai tetapi tetap fashionable, kamu bisa memilih model sepatu sandal yang santai. Simak rekomendasi sepatu sanal pria dari merek lokal, harganya terjangkau di bawah Rp 200.000.

1. Sepatu sandal sporty Chicss

Sepatu sandal pria bergaya sporty tetapi tetap stylish ini bisa kamu pilih untuk melengkapi penampilan saat Lebaran. Selop kanvas dari brand lokal bernama Chicss cocok untuk kegiatan sehari – hari dengan pilihan warna ada putih, all black, black and white.

Sementara untuk ukuran selop mulai 37 sampai 45 sentimeter, harganya juga terjangkau mulai dari Rp 127.350.

Baca juga Indonesia Jadi Negara dengan Fashion Muslim Terbaik di Dunia Setelah UEA

2. Selop Suede Footstep Footwear

Selanjutnya ada selop suede dari merek lokal Footstep Footwear ini cocok di pakai untuk segala suasana formal ataupun kasual. Memakai selop suede ini akan menambah tampilan menjadi elegan dan trendi. Pilihan warnanya ada brown, black, dan grey, ukuran sepatu mulai 39 hingga 44 sentimeter.

Harganya cukup terjangkau mulai Rp 134.500, dapat di beli di marketplace resmi Footstep Footwear.

3. Sepatu sandal kulit Pamate

Sepatu sandal pria berikut berasal dari merek lokal Pamate dengan pemilihan warna coklat dan hitam. Sandal yang terbuat dari kulit sintetis dengan model slip on berstrap, pelengkap penampilan yang keren dan sporty.

Sepatu sandal kulit ini cocok di pakai untuk sehari – hari, harga juga terjangkau Rp 169.000.

4. Sandal Sepatu klasik Brodo

Sepatu sandal pria dengan model klasik berwarna hitam ini salah satu koleksi dari merek lokal Brodo. Menggunakan bahan faux leather menambah penampilan elegan dan cocok di gunakan aktivitas sehari – hari, praktis di pakai dengan model slide.

Sepatu sandal Brodo memiliki pilihan warna brown dan full black, dengan harga Rp 176.000.

5. Sepatu selop kulit formal Grandable

Tampil formal dan tetap stylish dengan sepatu sandal model selop dari Grandable, bisa jadi pilihan untuk Lebaran. Selop ini bermaterial kulit asli dan robber sole, memiliki pilihan warna hitam, tan, coklat, dan putih, sedangkan ukurannya ada mulai 38 sampai 43 sentimeter.

Kamu bisa mendapatkan sepatu selop kulit Grandable pada marketplace resminya dengan harga Rp 179.000.

Baca juga artikel terkait lainnya yang ada di joinlilrhody.com

Rekomendasi Sepatu dan Sandal Wanita Merek Lokal, Harga Mulai Rp 100.000

Terdapat berbagai jenis sandal wanita dari merek lokal yang nyaman di gunakan untuk bersilahturahmi ketika merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga nanti. Simak sejumlah rekomendasi sepatu sandal wanita untuk Lebaran, harga mulai Rp 100.000

1. Sepatu sandal jelly Berrybenka

Merek lokal Berrybenka merupakan salah satu merek fashion aslil Indonesia yang cukup populer, mempunyai koleksi sepatu sandal berbahan jelly. Di hiasi dengan glitter yang mempercantik tampilan, sepatu sandal jelly ini bisa melengkapi penampilan kasualmu.

Sandal jelly ini memiliki hak 1,5 sentimeter dengan pilihan warna hitam serta merah muda, pilihan ukuran mulai 36 sampai 40 sentimeter. Sandal dari Berrybenka cukup terjangkau, yaitu Rp 100.000 bisa juga mendapatkan diskoon pada marketplace resminya.

2. Sandal mules effortless Callmekaia

Jika ingin berpenampilan effortless namun masih fashionable, kamu bisa memilih Loonie Mules Sandals dari Callmekaia. Sandal slip on dengan pilihan warna black, brown, dan beige ini nyaman untuk di gunakan saat berkeliling silaturahmi karena praktis ketika di pakai.

loonie Mules Sandals di lengkapi dengan banyak ukuran mulai 36 hingga 41 sentimeter. Harganya juga terjangkau Rp 139.000 dapat di beli di marketplace resmi Callmekaia.

Indonesia Jadi Negara dengan Fashion Muslim Terbaik di Dunia Setelah UEA

Indonesia Jadi Negara – Dalam sebuah kutipan data dari Kementerian Ekonomi Kreatif dan Pariwisata di sebutkan bahwa konsumsi busana muslim di Indonesia termasuk yang cukup tinggi. Hal itu di buktikan melalui pernyataan resmi yang di sampaikan The State Global Islamic Economy, konsumsi busana muslim di Indonesia berada di angka USD 20 miliar atau setara Rp 326 triliun (kurs 16,335 per USD) dengan laju pertumbuhan 18,2% pertahun.

Masih dari laporan yang sama pada 2018/2019 lalu, Indonesia juga berhasil menjadi runner-up negara yang mengembangkan fashion muslim terbaik di dunia, setelah Uni Emirat Arab. Capaian ini menunjukan jika Indonesia bisa menjadi pusat muslim dunia.

Pergerakan industri ini (red. Fashion muslim) memang sangat menjanjikan, mengingat Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim yang terbesar di dunia. Dengan segala potensinya tersebut, barang tentu usaha fashion muslim mampu menjadi peluang usaha yang menarik dan seksi untuk di kembangkan.

Salah satu pelaku indusitri ini yang juga sudah mengusung konsep franchise adalah Ethica Group. Sebuah brand fashion muslim yang sudah berdiri lama dan di kenal banyak pihak.

Sejak di kembangkan pada 2007 lalu, Ethica Group telah bertransformasi menjadi pemain kuat yang selalu menghadirkan produk-produk berkualitas dan elegan. Sudah banyak cabang mitra dari Ethica yang meraih simpati besar dari pasar sebagai penanda jika bisnis ini memiliki pangsa konsumen yang melimpah.

Bca juga artikel di sini https://joinlilrhody.com/

Tren Baju Ramadhan dan Lebaran 2025, Katun Bordir bolong dan Warna Pastel Paling Diminati

Sebelumnya, di bulan Ramadhan dan Lebaran, Pasar Tanah Abang jadi salah satu destinasi yang selalu banyak di kunjungi untuk membeli busana atau baju muslim. Lalu, baju muslim model apa yang bakal jadi tren di tahun di tahun ini ? Gamis berwarna pastel dengan motif bunga-bunga kecil di sebut menjadi trn busana Lebaran.

Salah satu toko yang menjual baju model ini adalah YLN, di Platinum Market PMTA. Toko tersebut menjual baju kemeja wanita dengan model bordir bolong berbagai warna. Salah seorang staf YLN mengatakan kebanyakan pembeli juga mencari warna-warni yang lembut seperti warna pastel, biru, krem, dan coklat muda.

Kisaran harga untuk baju katun model bordir bolong atau ramai di sebut Katbol ini sekitara Rp 180-200 ribu per baju. Pembeli juga bisa memesan per seri seperti YLN, yang menjual grosir seri isi empat warna dengan harga bisa lebih murah Rp 50 ribu per baju.

Katun bordir bolong bukan hanya untuk kemeja tapi juga banyak yang menjual model ini dalam bentuk gamis. Warna yang di tawarkan pun sesuai dengan permintaan pasar seperti warna pastel yang lebih lembut.

Direktur Utama PT Gading Raya Propertindo, Radinka djan selaku pengelola Platinum Market Tanah Abang mengungkapkan, Platinum Market menawarkan koleksi lengkap pakaian untuk seluruh keluarga, mulai dari pakaian casual hingga hingga formal. Belanja secara grosir atau retail semakin mudah dengan pilihan produk yang beragam dan harga yang kompetitif.

 

Inspirasi Gaya Hijab Syahrini yang Stylish Setelah jadi Seorang Ibu

Inspirasi Gaya Hijab – Siapa yang tidak kenal dengan Syahrini? penyanyi dan selebriti ini selalu berhasil mencuri perhatian dengan gaya hijabnya yang fashionable dan elegan.

Gaya hijab Syahrini memang bervariasi dan sering kali menjadi sorotan publik. Ia di kenal dengan kemampuannya dengan memadukan berbagai elemen fashion, sehingga penampilannya selalu terlihat segar dan menarik.

Meski usianya sudah memasuki kepala empat dan kini merupakan sosok seorang ibu dengan satu putri, gaya hijab Syahrini tetap memukau. Anda yang ingin menjadikannya inspirasi bisa menyimak beberapa style yang sering ia tampilkan dalam media sosialnya.

Berikut gaya Hijab Syahrini yang kini telah menjadi seorang ibu, di rangkum dari laman Instagrem pribadinya @princessyahrini pada Minggu, 2 maret 2025

Hijab dengan Paduan Warna Monokomatik

Salah satu gaya yang sering di kenakan Syahrini adalah hijab dengan paduan warna monokromatik hitam dan putih. Kombinasi warni ini menciptakan tampilan yang elegan dan simpel, cocok untuk berbagai kesempatan. Misalnya, saat ia sering terlihat mengenakan hijab hitam dengan outfit putih, memberikan kesan Classy dan timeless.

Salah satu padanan monokromatik yang pernah ia tunjukan adalah saat berposae di depan sebuah bangunan tradisional Jepang. Wanita yang kini tinggal di Singapura tersebut memakai inner putih dengan leher tinggi, kemudian di padu jaket vest berbulu nuansa hitam dengan aksen resleting di bagian depan.

Baca juga artiket di sini joinlilrhody.com

Hijab dengan Nuansa Serba Hitam

Gaya hijab dengan nuansa hitam juga menjadi favorit Syahrini. Dengan hijab berwarna hitam, ia berhasil memberikan kesan anggun dan berkelas. Penampilan ini sering kali dilengkapi dengan aksesori yang glamor, termasuk menenteng koleksi tas Hermes miliknya yang mahal.

Salah satunya terlihat saat ia memadukan busana berbahan kaus dan kerah tinggi dengan tiga layer perhiasan. Tak melulu di padukan jilbab hitam, pemilik nama asli Rini fatimah Zaelani ini juga terkadang menyesuaikan dengan warna abu-abu.

Hijab dengan Paduan Warna cerah

TIdak hanya bermain aman dengan warna monokrom, Syahrini juga di kenal berani dengan paduan warna-warna. Ia sering memadukan hijab merah, biru, atau kuning dengan busana yang sesuai. Contohnya, ia terlihat menawan dengan hijabputih yang di padukan dengan kemeja putih dan celana jeans, atau hijab biru yang senada dengan outfit-nya.

Hijab dengan Gaya Kasual

Syahrini juga memmiliki gaya hijab kasual yang tetap stylish. Saat berlibur ke panta, ia tidak ragu untuk tampil modis dengan gaya hijab yang nyaman. Gaya ini menunjukan bahwa ia bisa tampil santai namun tetap fashionable, misalnya dengan hijab yang di padukan dengan dress santai atau kaos dan celana pendek.

Apa Itu Fast Fashion? Ini Dampak Buruknya untuk Lingkungan

Dampak Buruknya Fashion – Tren fashion atau mode bisa berubah dalam sekejap mata. Hampir setiap hari muncul pakaian dengan model baru di pasaran. Fenomena perubahan tren yang sangat cepat ini di kenal dengan fast fashion. Yuk, mengenal gaya hingga dampak buruknya untuk lingkungan. Sama seperti namanya, kata fast yang berarti cepat menunjukkan bagaimana cepatnya tren fashion berganti. Meskipun begitu, banyak orang yang masih belum menyadari fast fashion memiliki dampak buruk bagi manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, penting memahami fenomena ini di kutip dari laman joinlilrhody.com.

Perkembangan industri tekstil yang cepat memicu munculnya fenomena fashion. Konsumen terus di suguhkan model-model pakaian terbaru. Hal ini menyebabkan konsumen tak ingin tertinggal dan merasa memiliki kewajiban membeli produk garmen dengan tren mode terbaru. Terlebih, koleksi-koleksi baru ini bisa di bilang memiliki harga yang relatif murah. Selain itu, akses media sosial semakin mendorong fast fashion untuk berkembang. Biasanya, merek-merek busana akan memasarkan produknya melalui media sosial. Namun, perubahan yang cepat dengan harga rendah inilah yang justru memberikan dampak negatif. Dampak negatif ini meliputi pencemaran lingkungan hingga upah pekerja yang tidak sebanding.

Ciri-ciri Fast Fashion

Pada dasarnya, produk fast fashion memiliki kesamaan. Merangkum dari laman Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), fast fashion memiliki cirinya tersendiri. Meskipun bisa di bilang fast fashion memiliki bentuk pakaian yang memanjakan mata, tren model busana tersebut dapat berganti dalam waktu singkat. Pasalnya, tujuan fast fashion ingin selalu memiliki model terbaru untuk terus menggaet pelanggan. Karena harga jualnya yang murah di pasaran, bahan yang di gunakan cenderung kurang bisa bertahan lama.

Tuntutan perubahan tren yang sangat cepat membuat suatu merek mempertimbangkan ongkos bahan baku dan produksi yang rendah. Tujuannya agar harga jual juga bisa di tekan dan barang bisa terjual dengan cepat sebelum tren baru datang. Dengan menekan biaya produksi, tentunya berdampak kepada para pekerja. Pabrik biasanya berlokasi di negara berkembang yang memiliki gaji pekerja rendah. Selain upah rendah, para pekerja juga tidak mendapat jaminan keselamatan kerja.


Baca juga:

Bertemu Presiden Vietnam, Prabowo Tegaskan Komitmen Percepat Ratifikasi ZEE


Dampak Fast Fashion

Di balik trennya yang seperti memanjakan para fashionista, ternyata berdampak buruk bagi lingkungan. Penggunaan bahan dan pewarna tekstil yang berbahaya bisa mengancam manusia maupun lingkungan. Karena harganya yang murah, produk fashion cenderung di produksi menggunakan bahan poliester. Poliester memiliki harga yang lebih murah sehingga dapat menekan ongkos produksi. Namun, poliester sebagai tekstil sintetis tidak dapat terurai secara hayati sehingga limbahnya dapat melepaskan mikroplastik yang berpotensi merusak ekosistem. Selain itu, penggunaan pewarna tekstil juga dapat berbahaya bagi lingkungan sekitar.

Limbah dari pewarna tekstil yang di buang tanpa sistem yang tepat dapat mencemari air. Hal ini di sebabkan logam berat dan bahan beracun yang terkandung dapat berdampak pada kesehatan hewan dan penduduk sekitar. Selain limbah yang di hasilkan, konsep gaya mendorong penggunanya menggunakan pakaian sebagai barang sekali pakai. Pakaian yang tidak dijual ke pasar bekas dan berujung dibuang pada akhirnya akan menjadi limbah padat. Limbah-limbah ini akan menyumbat saluran air. Kondisi ini bisa semakin parah jika suatu negara tidak mempunyai sistem pembuangan yang baik. Industri tekstil juga di perkirakan telah menyumbang limbah sebanyak 20 persen dan emisi karbon 10 persen. Angka yang cukup tinggi.

Tak hanya berdampak bagi lingkungan. Fast fashion juga mengeksploitasi para pekerja di baliknya. Pekerja mendapat tekanan kerja yang tinggi tanpa upah yang layak. Sebuah studi bahkan menunjukkan pekerja tekstil memiliki upah terendah di bandingkan pekerjaan lain. Mereka juga memiliki tempat kerja yang kurang mengedepankan keamanan. Begitulah dampak negatif. Tentunya, kebiasaan ini bisa secara perlahan-lahan di ubah. Bisa dimulai dengan membeli pakaian sesuai kebutuhan dengan masa pakai yang lebih panjang untuk mengurangi laju fashion.

3 Tren Fahsion 2024 Yang Wajib Dilirik

3 Tren Fahsion – Biasanya tren fashion berubah mengikuti pergantian tahun. Maka, seperti apa tren fashion 2024 ini? Tren yang sekiranya bakal berlaku setahun ke depan sebetulnya sudah bisa di prediksi dari panggung pekaan mode dunia yang tergelar pada 2023. Fahsion week yang diikuti jenama-jenama besar di empat kota mode internasional, yakni new york city, london, milan, dan paris, menjadi acuan utama. Media sosial juga memegang peranan penting. Bila dulu media fashion konvensional yang menentukan apa yangg ‘in’ atau ‘out’, kini logaritma tiktok, instragam, hingga pintrest, mengambil alih. Di luar itu, pilihan seseorang dalam berbusana turut dipengaruhi oleh budaya pop yang sedang menjadi euforia. Masih ingat tren barbiecore yang di picu oleh kehadiran film “berbie” versi live action?

Di kutip oleh : https://joinlilrhody.com/

1. Athleisure Is Back

3 Tren Fahsion – Setelah sempat meredup, tren yang terinspirasi dari estetika gaya sporty ini bakal mendominasi lagi berkat penyelenggaraan olimpiade 2024. Paris yang di kenal sebagai ‘mekkah’-nya fashion, akan menjadi tuan rumah pesta olahraga dunia pada juli mendatang. Olimpiade tahun ini makin ‘modis’ lagi dengan keterlibatan LVMH, induk rumah mode ternama seperti louis vuitton dan dior, sebagai sponsor utama. Jadi, sudah siap aktif dengan tampilan yang stylish lagi?

2. Beyond Green

Diskusi tentang sustainable fashion atau mode yang berkelanjutan akan terus berlanjut demi mewujudkan ekosistem yang tak ramah lingkungan, tapi juga beretika terhadap budaya dan sosial. Belakangan bermunculan desainer-desainer baru yang menunjukkan komitmennya untuk mengikuti langkah para senior seperti stella mccartny dan mendiang vivienne westwood. Desainer lokal pun mulai menaruh perhatian pada isu ini dengan terus mengeksplorasi material baru yang ramah lingkungkan demi menarik minat konsumen. Sebut saja sejauh mata memandang yang memperkenalkan koleksi denim eco-friendly pertamanya di jakarta fashion week (JFW) 2024 pada oktober lalu. Sementara itu, label independen seperti kaIND terus berinovasi dengan peace-silk, atau sutra yang di buat tanpa mengganggu metamorfosis larva. Penekanan pada proses pembuatan yang ramah lingkungan, seperti pewarnaan alam juga terus di promosikan.

3. The New Black

Sulit untuk membantah status si ‘hitam’ sebagai warna yang tak lekang oleh waktu. Kreativitas para desainer dalam mengaplikasikan warna tersebut semakin menawarkan daya tarik tersendiri. Saint laurent tetap menyertakan deretan busana berwarna hitam di koleksi spring-summer 2024. Chanel pun demikian untuk koleksi metiers d’art 2024 yang di presentasikan di manchester. panggung JFW 2024 turut di ramaikan oleh tren ini seperti yangg di tawarkan oleh aesthetic pleasure, K.A.L.A studio, dan rama dauhan.