Mitos atau Fakta – Minum teh sambil makan adalah kebiasaan yang cukup populer di banyak budaya, terutama di Indonesia. Beberapa orang mungkin merasa menikmati secangkir teh hangat untuk menemani hidangan mereka. Namun, ada yang berpendapat bahwa kebiasaan ini bisa mempengaruhi kesehatan tubuh, bahkan menyebabkan anemia. Lantas, benarkah minum teh saat makan dapat memicu anemia? Mari kita bahas lebih lanjut untuk mengetahui apakah ini hanya mitos ataukah fakta yang perlu diperhatikan di kutip oleh joinlilrhody.com.
Apa Itu Anemia?
Anemia adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari normal. Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Jika seseorang mengalami anemia, tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen, yang bisa menyebabkan berbagai gejala, seperti kelelahan, pusing, kulit pucat, dan sesak napas.
Ada banyak penyebab anemia, namun salah satu yang paling umum adalah kekurangan zat besi. Zat besi sangat penting untuk produksi hemoglobin dalam tubuh, dan kekurangannya dapat menyebabkan tubuh tidak mampu menghasilkan cukup sel darah merah.
Hubungan Teh dan Anemia
Teh mengandung senyawa yang disebut tanin, yang termasuk dalam kelompok polifenol. Tanin dapat mengikat zat besi yang ada dalam makanan dan menghambat penyerapan zat besi tersebut ke dalam tubuh. Penurunan penyerapan zat besi ini bisa berisiko bagi mereka yang sudah kekurangan zat besi, terutama jika mereka mengonsumsi teh dalam jumlah banyak saat makan.
Mengapa Teh Bisa Menghambat Penyerapan Zat Besi?
Tanin dalam teh, terutama jenis teh hitam dan hijau, memiliki kemampuan untuk berikatan dengan zat besi non-heme (zat besi yang berasal dari tumbuhan) dalam makanan. Hal ini menyebabkan zat besi tersebut tidak bisa di serap dengan baik oleh tubuh. Zat besi non-heme, yang terdapat dalam makanan seperti sayuran hijau, biji-bijian, dan kacang-kacangan, lebih mudah terpengaruh oleh tanin di bandingkan dengan zat besi heme (yang berasal dari produk hewani seperti daging merah). Namun, penurunan penyerapan ini biasanya terjadi jika teh diminum dalam jumlah besar atau segera setelah makan, terutama pada individu yang sudah memiliki kadar zat besi yang rendah.
Baca juga: Kebiasaan Makan yang Bikin Tubuh Orang Jepang Selalu Ideal dan Sehat
Apakah Minum Teh Sambil Makan Bisa Menyebabkan Anemia?
Fakta atau mitos?
Jika minum teh sambil makan hanya sesekali dan tidak berlebihan, kemungkinan besar tidak akan menyebabkan anemia. Tubuh kita memiliki kemampuan untuk menyerap zat besi dalam jumlah yang cukup dari berbagai sumber makanan. Namun, jika Anda sering mengonsumsi teh dalam jumlah besar pada waktu makan. Terutama jika Anda sudah memiliki kadar zat besi yang rendah, ini dapat memperburuk kondisi dan meningkatkan risiko anemia, terutama anemia defisiensi besi.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi teh dalam jumlah yang wajar. (Misalnya satu atau dua cangkir) tidak akan cukup signifikan untuk menyebabkan anemia. Tetapi jika Anda mengonsumsi teh dalam jumlah besar setiap hari, terutama pada saat makan, Anda berisiko lebih tinggi mengalami kekurangan zat besi.
Tips Menghindari Efek Negatif Teh Terhadap Zat Besi
- Minum Teh Setelah Makan: Untuk meminimalkan dampak negatifnya, di sarankan untuk mengonsumsi teh sekitar satu jam setelah makan. Ini memberi waktu bagi tubuh untuk menyerap zat besi dari makanan terlebih dahulu sebelum teh masuk ke dalam sistem.
- Konsumsi Teh dengan Makanan yang Kaya Vitamin C: Vitamin C dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi non-heme. Oleh karena itu, jika Anda minum teh, pastikan Anda juga mengonsumsi makanan kaya vitamin C, seperti jeruk, tomat, atau paprika.
- Kurangi Konsumsi Teh Pada Makanan Kaya Zat Besi: Jika Anda mengonsumsi makanan kaya zat besi, seperti daging merah atau sayuran berdaun hijau. Coba hindari minum teh dalam waktu yang sama.
- Alternatif Minuman Lain: Jika Anda khawatir tentang penyerapan zat besi. Anda bisa memilih minuman lain yang tidak mengandung tanin, seperti air putih, jus buah, atau susu. Yang tidak akan mengganggu penyerapan zat besi.